Senin, 01 November 2010

BARAPEN, Masakan tradisional dari Biak

Kofur apen ke? pertanyaan yang sering di ucapkan mama-mama dari biak saat mau Barapen, yang artinya Apakah kita Barapen (bakar batu)? Oh yah…..sebelumnya apasih Barapen itu? Berasal darimanakah kata tersebut? Barapen berasal dari Wos Byak (bahasa Biak) yang terdiri dari dua suku kata yaitu kata Bar dan Apen. Bar artinya buat atau bikin, jalankan, selenggara; dan apen yang berasal dari kata apiam yang artinya api,panas, masak; dalam hal ini bakar batu dan memasak. Jadi Barapen adalah proses memasak makanan dengan menggunakan batu yang telah dipanaskan dahulu (batu yang telah di bakar), hal inilah sehingga orang sering menyebutnya dengan istilah bakar batu.

Di Biak proses barapen seperti berikut; pertama proses pemanasan batu yaitu dengan cara batu dibakar dalam api. Batu yang dipakai biasanya batu kali atau batu pantai ataupun batu gunung yang ukurannya segenggam tangan bentuknya juga dipilih yang bulat pipih dan permukaannya halus serta padat dan tidak habis terbakar dan yang lebih utama panas yang dihasilkan benar-benar maksimal dan panasnya tahan lama tidak cepat dingin. Batu yang dibakar dalam api dibiarkan sampai panasnya maksimal atau kayu yang di pakai untuk membakar batu tersebut sudah habis terbakar barulah batu panas di tebar rata dengan menggunakan tongkat kayu atau Kapim (penjepit yang terbuat dari bambu atau pelepah kelapa). Setelah batu di tebar buang sisa bara kayu dengan mengunakan kapim sehingga yang ada cuma batu panas saja, hal ini dilakukan guna menghindari makanan agar tidak hangus terbakar oleh sisa bara kayu. Wah…rumit juga ya…..proses bakar batunya.

Setelah proses pemanasan batu selesai, maka selanjutnya adalah proses memasak. Pada proses ini bahan makanan yang sudah disediakan lansung dimasukkan/diletakkan diatas batu panas dan di tebar merata. Makanan yang dibarapen berupa ubi jalar, ubi kayu, talas, sayuran dan dagin (biasanya dagin babi). Setelah makan di masukan maka sulanjutnya barapen tersebut ditutup dengan dedaunan agar panasnya tidak keluar. Agar meghasilkan panas yang baik biasanya setelah dedaunan ditudung lagi dengan menggunakan kain atau karung dan finishing ditutuplagi dengan pasir atau tanah. Selatelah ditutup dibiarkan selama kurang lebih setengah jam setelah itu barapen boleh di buka dan di makan bersama. Dalam perkembangannya bahan makanan yang dibarapen sudah berfariasi, yang lagi populer sekarang adalah Teba (tepung barapen), Ayam bumbu barapen; uuuuuuuu jadi lapar, pingin makan nihhhhh. Ohhhh yaahhhhhhh mengapa barapen disebut masakan tradisioanal? Karena kebiasaan ini sudah ada sejak dulu dan diwariskan sampai sekarang. Selain barapen untuk masak ada juga barapen untuk pentas seni aku lupa nama wosbyaknya tapi ini mempertunjukkan orang yang jalan diatas batu bara panas. Ok sekian dulu yahh……Aku jadi ingat Ibu yang kini telah tiada ibu yang mengajari aku BARAPEN.

Semoga melalui penulisan yang iseng2 ini bisa memotivasi kita untuk mau menulis menulis lebih banyak lagi guna melestarikan budaya kita masing2 ………………..hehehe moga bermanfaat………